PARASITOLOGI
TREMATODA
DARAH
Disusun oleh:
Kelompok 3
HAMRI PO.71.3.203.12.1.063
HASMELIA PO.71.3.203.12.1.064
HASNI PO.71.3.203.12.1.065
HIRAWATI PO.71.3.203.12.1.066
INDRA PRAKASA PO.71.3.203.12.1.067
ISMY JAYANTI PO.71.3.203.12.1.068
ISRAYANTI ANUR PO.71.3.203.12.1.069
POLTEKKES KEMENKES
MAKASSAR
JURUSAN ANALIS
KESEHATAN
2012/2013
Pada manusia ditemukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansomi dan Schistosoma haematobium. Selain spesies
yang ditemukan pada manusia, masih banyak spesies yang hidup pada binatang dan
kadang-kadang dapat menghinggapi manusia. Hospes definitifnya adalah manusia.
Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoir. Pada manusia,
cacing ini menyebabkan penyakit skitosomiasis atau bilharziasis.
ETIOLOGI
Tidak seperti
proses cacingan yang sering dijumpai, cacing Schistosoma masuk ke tubuh inang bukan dari mulut, tapi langsung
menembus pori-pori kulit menuju aliran darah menyerbu jantung dan
paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Schistosomiasis
diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi di air bersih yang
terkontaminasi dengan parasit yang bebas berenang. Schistosomes berkembang biak
di dalam keong jenis khusus yang menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk
berenang bebas di dalam air.
Jika mereka
mengenai kulit seseorang, mereka masuk ke dalam dan bergerak melalui aliran
darah menuju paru-paru, dimana mereka menjadi dewasa menjadi cacing pita
dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk melalui aliran darah menuju tempat
terakhir di dalam pembuluh darah kecil di kandung kemih atau usus, dimana
mereka tinggal untuk beberapa tahun.
Cacing pita
dewasa tersebut meletakkan telur-telur dalam jumlah besar pada dinding kandung
kemih atau usus. Telur-telur tersebut menyebabkan jaringan setempat rusak dan
meradang, yang menyebabkan borok, pendarahan, dan pembentukan jaringan luka
parut. Beberapa telur masuk ke dalam kotoran(tinja)atau kemih. Jika kemih atau
kotoran pada orang yang terinfeksi memasuki air bersih, telur-telur tersebut
menetas, dan parasit memasuki keong untuk mulai siklusnya kembali.
Ciri-ciri umum
Scistosoma sp:
·
Cacing dewasa
non hermaprodit (jenis kelamin jantan dan betina)
·
Jantan ukuran
10x1 mm, betina ukuran 20x 0,25 mm, ukuran ini berbeda tiap spesies.
·
Mempunyai 2
buah batil isab
·
Intestinal
coecum bersatu pada bagian posterior.
·
Cercaria
mempunyai ekor bercabang 2 dan dapat menginfeksi hospes dengan jalan menembus
kulit (bentik infektif) tanpa melalui metaserkaria.
·
Cacing jantan
mempunyai sebuah saluran (lekukan) memanjang di sebelah ventral badan yang
dibentuk oleh lipatan kedua tepi lateral badan ke arah ventral dimana terdapat
cacing betina. Celah ini disebut dengan Canalis
gynecophorus.
·
Telur
berbentuk oval tidang memiliki operculum.
·
Berbentuk
oval, mempunyai duri/ spina(liat dikolom perbedaan)
Siklus hidup Schistosoma:
siklus hidup Schistosoma secara umum adalah telur
cacing akan keluar bersama tinja hewan saat defekasi. Pada kondisi menunjang
(kelembaban suhu yang sesuai), telur akan berkembang dan menetas mengeluarkan
larva mirasidium.
Mirasidium
berbentuk segitiga, dengan bagian depan melebar dan biasanya ditutupi oleh
silia, juga biasanya mempunyai duri untuk membuat lubang masuk kedalam tubuh
hospes antara (biasanya adalah siput). Mirasidium biasanya dilengkapi dengan
sistem ekskresi dan sistem syaraf dan mempunyai usus berbentuk kantung, serta
bintik mata. Pada waktu mirasidium menembus kulit hospes antara silianya lepas
dan larva menjadi sporokista, yaitu masa sel yang tanpa
diferensiasi. Di dalam sporokista terbentuk redia dan di dalam
tubuh redia terbentuk serkaria.
Serkaria adalah bentuk infektif dari larva dan dapat
langsung menginfeksi hospes definitif melalui makanan, minuman atau aktif
menembus kulit, namun serkaria dapat mengkista diluar tubuh terutama pada
tanaman air/rerumputan dan bentuk kista ini disebut metaserkaria yang
bersifat infeksius.
Mula-mula
schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria
yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami
transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing.
Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki
pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Di dalam hati
orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk
jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh
cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya.
Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah
ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat
persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat
bertelur.
DIAGNOSA
Dokter bisa
memastikan diagnosa dengan meneliti contoh kotoran atau urin untuk telur-telur.
Biasanya, beberapa contoh diperlukan, tes darah bisa dilakukan untuk memastikan
apakah seseorang telah terinfeksi dengan schistosoma mansoni atau spesies lain,
tetapi tes tersebut tidak dapat mengindikasikan seberapa berat infeksi atau
seberapa lama orang tersebut telah memilikinya.
Kadang kala,
seorang dokter harus mengambil sampel pada usus atau jaringan kantung kemih
untuk meneliti telur-telur di bawah mikroskop. Untrasonografi bisa digunakan
untuk mengukur seberapa berat Schistosomiasis
pada saluran kemih atau hati.
TERAPI
Obat yang umum
dipakai untuk mengobati Schistosomiasis
adalah Schistosomicide. Atau dapat juga menggunakan 2 sampai 3 dosis
praziquantel melalui oral selama lebih dari 1 hari.
PENCEGAHAN
Pada
prinsipnya penggunaan Moluscisida pada beberapa keadaan dapat efektif
mengurangi atau secara lengkap memutuskan transmisi parasit, akan tetapi
membutuhkan waktu lama. Program kesehatan masyarakat dengan menyediakan tempat
mandi umum, mencuci pakaian serta system pembuangan yang sehat memberikan
pencegahan yang baik terhadap penyakit ini.
Mengurangi
sumber infeksi dari cacing ini dilakukan dengan pengobatan penderita,
terutama pengobatan massal di daerah endemik. Dapat dilakukan pencegahan dengan
tiga program, yaitu:
1)
Eradikasi
tuan rumah molusca, paling sedikit untuk satu siklus transmisi, dengan
penanganan air dan kampanye moluscasida pada daerah endemic.
2)
Perbaikan
sanitasi lingkungan untuk mengurangi kepadatan habitat siput dimana
telur schistosoma dikeluarkan pada urine dan faeces manusia yang
merupakan sumber infeksi untuk siput,
3)
Pengobatan
secara efektif pada penderita terutama carrier untuk mengurangi kontaminasi
pada air.
SCHISTOSOMA
JAPONICUM
Hospes :
manusia,anjing, kucing, rusa,tikus sawah, sapi dan lain-lain.
Parasit ini
menyebabkan penyakit demam keong.
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa
jantan berukuran ± 1.5 cm
Cacing betina
dewasa berukuran ± 1.9 cm
Hidup di vena
mesentrika superior
Telur
ditemukan di dinding usus halus dan alat-alat dalam seperti hati, paru, dan
otot
Patologi dan Gejala Klinis
Pada stadium
I : gatal-gatal, demam, hepatomegali,
dan eosinofilia tinggi.
Pada stadium
II : sindrom disentri
Pada stadium III : sirosis hati, penderita menjadi lemah, (emasiasi)
Siklus Hidup
Telur keluar bersama feses atau urine → telur menetas
melepaskan miracidia → kemudian telur mencari inang perantaranya siput
amphibi Oncomelania hupensis → sporakista → sersaria → menginfeksi
inang utamanya yaitu manusia → sersaria menembus kulit, larva ini kemudian
masuk ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung
kanan, lalu paru dan kembali ke jantung kiri; kemudian masuk ke sistem
peredaran darah besar, ke cabang-cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati.
Setelah dewasa cacing ini kembali ke vena portae dan vena usus atau vena
kandung kemih dan kemudian betina bertelur setelah berkopulasi.
SCHISTOSOMA MANSONI
Hospes definitif : manusia
Hospes reservoar : kera
Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis usus
Morfologi
dan Daur Hidup
Cacing dewasa jantan berukuran ± 1 cm
Cacing dewasa betina berukuran ± 1.4 cm
Pada badan cacing dewasa jantan terdapat tonjolan yang
kasar
Pada badan cacing dewasa betina terdapat tonjolan yang
lebih halus
Cacing dewasa hidup di vena, kolon, dan rektum
Telur tersebar ke alat-alat lain seperti hati, paru,
dan otak
Patologi dan
Gejala klinis
Kelainan dan gejala yang ditimbulkan hampir sama
dengan schistosoma
japonicum, akan tetapi lebih ringan.
japonicum, akan tetapi lebih ringan.
SCHISTOSOMA HAEMOTOBIUM
Hospes definitif : manusia
Hospes reservoar : kera
Menyebabkan penyakit skistosomiasis kandung kemih
Morfologi
dan Daur Hidup
Cacing dewasa jantan berukuran ± 1.3 cm
Cacing dewasa betina berukuran ± 2 cm
Hidup di vena panggul kecil, terutama di vena kandung
kemih
Telur ditemukan di urin dan alat-alat dalam lainnya,
juga di alat kelamin, dan rektum.
Patologi dan
Gejala klinis
Kelainan ditemukan terutama pada kandung kemih
Gejala yang ditemukan adalah hematoria dan disuria
Ditemukan sindrom disentri bila terjadi kelainan di
rektum
0 komentar:
Posting Komentar