CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 08 Juni 2013

Trematoda Darah



PARASITOLOGI
TREMATODA DARAH



Disusun oleh:
Kelompok  3

HAMRI                               PO.71.3.203.12.1.063
HASMELIA                        PO.71.3.203.12.1.064
HASNI                                PO.71.3.203.12.1.065
HIRAWATI                         PO.71.3.203.12.1.066
INDRA PRAKASA             PO.71.3.203.12.1.067
ISMY JAYANTI                 PO.71.3.203.12.1.068
ISRAYANTI ANUR            PO.71.3.203.12.1.069




POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2012/2013





Pada manusia ditemukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansomi dan Schistosoma haematobium. Selain spesies yang ditemukan pada manusia, masih banyak spesies yang hidup pada binatang dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia. Hospes definitifnya adalah manusia. Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoir. Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skitosomiasis atau bilharziasis.

ETIOLOGI
Tidak seperti proses cacingan yang sering dijumpai, cacing Schistosoma masuk ke tubuh inang bukan dari mulut, tapi langsung menembus pori-pori kulit  menuju aliran darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Schistosomiasis diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi di air bersih yang terkontaminasi dengan parasit yang bebas berenang. Schistosomes berkembang biak di dalam keong jenis khusus yang menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk berenang bebas di dalam air.
Jika mereka mengenai kulit seseorang, mereka masuk ke dalam dan bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru, dimana mereka menjadi dewasa menjadi cacing pita dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk melalui aliran darah menuju tempat terakhir di dalam pembuluh darah kecil di kandung kemih atau usus, dimana mereka tinggal untuk beberapa tahun.
Cacing pita dewasa tersebut meletakkan telur-telur dalam jumlah besar pada dinding kandung kemih atau usus. Telur-telur tersebut menyebabkan jaringan setempat rusak dan meradang, yang menyebabkan borok, pendarahan, dan pembentukan jaringan luka parut. Beberapa telur masuk ke dalam kotoran(tinja)atau kemih. Jika kemih atau kotoran pada orang yang terinfeksi memasuki air bersih, telur-telur tersebut menetas, dan parasit memasuki keong untuk mulai siklusnya kembali.

Ciri-ciri umum Scistosoma sp:
·         Cacing dewasa non hermaprodit (jenis kelamin jantan dan betina)
·         Jantan ukuran 10x1 mm, betina ukuran 20x 0,25 mm, ukuran ini berbeda tiap spesies.
·         Mempunyai 2 buah batil isab
·         Intestinal coecum bersatu pada bagian posterior.
·         Cercaria mempunyai ekor bercabang 2 dan dapat menginfeksi hospes dengan jalan menembus kulit (bentik infektif) tanpa melalui metaserkaria.
·         Cacing jantan mempunyai sebuah saluran (lekukan) memanjang di sebelah ventral badan yang dibentuk oleh lipatan kedua tepi lateral  badan ke arah ventral dimana terdapat cacing betina. Celah ini disebut dengan Canalis gynecophorus.
·         Telur berbentuk oval tidang memiliki operculum.
·         Berbentuk oval, mempunyai duri/ spina(liat dikolom perbedaan)

Siklus hidup Schistosoma:  
siklus hidup Schistosoma secara umum adalah telur cacing akan keluar bersama tinja hewan saat defekasi. Pada kondisi menunjang (kelembaban suhu yang sesuai), telur akan berkembang dan menetas mengeluarkan larva mirasidium.
Mirasidium berbentuk segitiga, dengan bagian depan melebar dan biasanya ditutupi oleh silia, juga biasanya mempunyai duri untuk membuat lubang masuk kedalam tubuh hospes antara (biasanya adalah siput). Mirasidium biasanya dilengkapi dengan sistem ekskresi dan sistem syaraf dan mempunyai usus berbentuk kantung, serta bintik mata. Pada waktu mirasidium menembus kulit hospes antara silianya lepas dan larva menjadi sporokista, yaitu masa sel yang tanpa diferensiasi.  Di dalam sporokista terbentuk redia dan di dalam tubuh redia terbentuk serkaria.
Serkaria adalah bentuk infektif dari larva dan dapat langsung menginfeksi hospes definitif melalui makanan, minuman atau aktif menembus kulit, namun serkaria dapat mengkista diluar tubuh terutama pada tanaman air/rerumputan dan bentuk kista ini disebut metaserkaria yang bersifat infeksius.
Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing. Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Di dalam hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.

DIAGNOSA

Dokter bisa memastikan diagnosa dengan meneliti contoh kotoran atau urin untuk telur-telur. Biasanya, beberapa contoh diperlukan, tes darah bisa dilakukan untuk memastikan apakah seseorang telah terinfeksi dengan schistosoma mansoni atau spesies lain, tetapi tes tersebut tidak dapat mengindikasikan seberapa berat infeksi atau seberapa lama orang tersebut telah memilikinya.
Kadang kala, seorang dokter harus mengambil sampel pada usus atau jaringan kantung kemih untuk meneliti telur-telur di bawah mikroskop. Untrasonografi bisa digunakan untuk mengukur seberapa berat Schistosomiasis pada saluran kemih atau hati.

TERAPI

Obat yang umum dipakai untuk mengobati Schistosomiasis adalah Schistosomicide. Atau dapat juga menggunakan 2 sampai 3 dosis praziquantel melalui oral selama lebih dari 1 hari.
PENCEGAHAN
Pada prinsipnya penggunaan Moluscisida pada beberapa keadaan dapat efektif mengurangi atau secara lengkap memutuskan transmisi parasit, akan tetapi membutuhkan waktu lama. Program kesehatan masyarakat dengan menyediakan tempat mandi umum, mencuci pakaian serta system pembuangan yang sehat memberikan pencegahan yang baik terhadap penyakit ini.
Mengurangi  sumber infeksi dari cacing ini dilakukan dengan pengobatan penderita, terutama pengobatan massal di daerah endemik. Dapat dilakukan pencegahan dengan tiga program, yaitu:
1)    Eradikasi tuan rumah molusca, paling sedikit untuk satu siklus transmisi, dengan penanganan air dan kampanye moluscasida pada daerah endemic.
2)    Perbaikan sanitasi lingkungan untuk mengurangi kepadatan habitat siput dimana  telur  schistosoma dikeluarkan pada urine dan faeces manusia yang merupakan sumber infeksi untuk siput,
3)    Pengobatan secara efektif pada penderita terutama carrier untuk mengurangi kontaminasi pada air.

SCHISTOSOMA JAPONICUM

Hospes : manusia,anjing, kucing, rusa,tikus sawah, sapi dan lain-lain.
Parasit ini menyebabkan penyakit demam keong.

Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa jantan berukuran ± 1.5 cm
Cacing betina dewasa berukuran ± 1.9 cm
Hidup di vena mesentrika superior
Telur ditemukan di dinding usus halus dan alat-alat dalam seperti hati, paru, dan otot

Patologi dan Gejala Klinis
Pada stadium I   : gatal-gatal, demam, hepatomegali, dan eosinofilia tinggi.
Pada stadium II  : sindrom disentri

Pada stadium III : sirosis hati, penderita menjadi lemah, (emasiasi)




Siklus Hidup




Telur keluar bersama feses atau urine → telur menetas melepaskan miracidia → kemudian telur mencari inang perantaranya siput amphibi Oncomelania hupensis → sporakista → sersaria → menginfeksi inang utamanya yaitu manusia → sersaria menembus kulit, larva ini kemudian masuk ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan, lalu paru dan kembali ke jantung kiri; kemudian masuk ke sistem peredaran darah besar, ke cabang-cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati. Setelah dewasa cacing ini kembali ke vena portae dan vena usus atau vena kandung kemih dan kemudian betina bertelur setelah berkopulasi.
SCHISTOSOMA MANSONI


Hospes definitif : manusia
Hospes reservoar : kera
Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis usus
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa jantan berukuran ± 1 cm
Cacing dewasa betina berukuran ± 1.4 cm
Pada badan cacing dewasa jantan terdapat tonjolan yang kasar
Pada badan cacing dewasa betina terdapat tonjolan yang lebih halus
Cacing dewasa hidup di vena, kolon, dan rektum
Telur tersebar ke alat-alat lain seperti hati, paru, dan otak
Patologi dan Gejala klinis
Kelainan dan gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan schistosoma
japonicum, akan tetapi lebih ringan. 




SCHISTOSOMA HAEMOTOBIUM 


Hospes definitif : manusia
Hospes reservoar : kera
Menyebabkan penyakit skistosomiasis kandung kemih
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa jantan berukuran ± 1.3 cm
Cacing dewasa betina berukuran ± 2 cm
Hidup di vena panggul kecil, terutama di vena kandung kemih
Telur ditemukan di urin dan alat-alat dalam lainnya, juga di alat kelamin, dan rektum.
Patologi dan Gejala klinis
Kelainan ditemukan terutama pada kandung kemih
Gejala yang ditemukan adalah hematoria dan disuria
Ditemukan sindrom disentri bila terjadi kelainan di rektum















0 komentar:

Posting Komentar