CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 13 Juli 2013

PEWARNAAN GRANULA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Di antara bakteri bentuk batang Gram positif, ada yang di dalam selnya ditemukan granula polifosfat yang disebut juga granula metakromatik atau volutin bodies. granula ini bersifat kromofil dan metakromatik yang berarti mempunyai aktivitas kuat terhadap zat-zat warna, dan seringkali tampak lain dari zat warna yang diberikan. Berikut adalah langkah-langkah pengecetannya:
1.      Sebagai bahan cat disediakan tiga macam larutan, yaitu:
Neisser A isinya methylen blue
Neisser B isinya gentian violet
Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning)
2.       Untuk pengecetan pertama digunakan larutan A dan B yang dicampur sesaat sebelum pengecatan dalam perbandingan dua bagian larutan A dengan satu bagian larutan B. Lama pengecatan adalah setengah menit
3.      Setelah campuran tersebut dibuang preparat dibilas dengan larutan dan larutan ini didiamkan di atas film preparat selama ½ - 1 menit, kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
4.      Selain itu, untuk menonjolkan granula metakromatik ini dapat pula dilakukan pengecetan Albert, yaitu:
5.      Preparat dicat dengan larutan cat menurut Albert selama 3-5 menit
6.      Setelah dicuci dengan air, preparat disiram dengan larutan iodium (menurut Gram) dan ditunggu satu menit. kemudian dicuci kembali dengan air dan dikeringkan dengan kertas saring.
Hasil Pengecetan:
1.      Pada pengecetan Neisser: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma berwarna kuning (krisoidin) atau tengguli/kecoklat-coklatan (Bismarck brown)
2.      Pada pengecetan Albert: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma hijau

Semua bakteri Gram negatif tidak tahan asam, sedangkan bakteri Gram positif ada yang tahan asam dan ada yang tidak tahan asam

Di dalam sitoplasma dapat ditemukan granula metakhromatikyang terdiri atas volutin,granula glikogen serta granula lemak. Granula metakhromatik sering ditemukan pada jenis-jenis kuman patogen tertentu dan berbentuk khas untuk kuman tersebut. Di dalam sitoplasma dapat ditemukan granula metakhromatik yang tersebut di dalam sediaan mikroskopik.

Misalnya kuman difteri mempunyai granula metakhromatik karena bila diwarnai dalam sediaan, granula tersebut akan berwarna lain dari pada zat warna yang digunakan. Misalnya bila diwarnai sediaan kuman difteri dengan zat warna biru metilen,granula Babes-Ernst akan berwarna coklat tua. Pada spesies kuman tertentu, granula metakhromatik terletak pada tempat-tempat khas di dalam sel kuman.

Disamping material nukleus, sitoplasma bakteri mungkin mengandung inklusi sel-kepingan-kepingan kecil material yang tidak menjadi bagian utuh struktur sel. Butiran khusus ini yang rupanya bertindak sebagai sumber fosfat dan energi disebut butiran metakromat karena akan menyerap warna merah apabila diwarnai dengan biru metilen. Butiran metakromat disebut juga kolektif volutin.
Pewarnaan Granula dapat dilakukan dengan metode selain Neisser yaitu :
1.      Metode Albert’s
2.      Metode Much Weis (Mycobacterium tuberculose). 
3.       
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD

a.     Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pewarnaan granula
b.    Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dari granula.

TUJUAN
a.     Mahasiswa mampu membuat sediaan untuk pewarnaan granula
b.    Melakukan proses pewarnaan granula
c.     Mengamati bentuk bakteri pada preparat di bawah mikroskop
d.    Mengetahui reagen apa yang digunakan pada pewarnaan granula


BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.(waluyo,2010)
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).


Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003)

BAB III
ALAT BAHAN DAN METODE KERJA
III.1 ALAT
·       ose
·       object glass
·       lampu spirtus
·       zat warna Albert 1 dan Albert 2
·       mikroskop
·       kertas saring/hisap
III.2 BAHAN
·       suspensi bakteri
·       oil immercy
·       NEISSER A
·       NEISSER B
·       NEISSER C
III.3 CARA KERJA            
         
1.      Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Pembuatan sediaan
Bersihkan obyek glass dengan kapas. Bebaskan dari lemak dengan cara melewatkan di atas lampu spiritus sampai terlihat uap air menghilang. Tunggu sampai dingin (3 menit). Tetesi sedikit formalin. Ambil spesimen kapas lidi dari usapan tenggorok, usapkan merata pada obyek glass yang ada formalin secara melingkar 1-1,5 cm. Tunggu sampai cukup kering.
3.      Fiksasi
Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan di atas lampu spiritus (jarak api dengan obyek glass 10-15 cm) beberapa kali, sampai sediaan menjadi kering tetapi tidak sampai terlalu panas agar bentuk dan susunan bakteri tidak rusak karena panas. Pada tahap ini sediaan siap dicat.

4.      Pengecatan
a)    Genangi sediaan dengan campuran cat Neisser A dan Neisser B (perbandingan 2:1) selama 0,5 menit.
b)   Cuci dengan Neisser C dengan posisi preparat miring sampai cat Neisser A dan B hilang.
c)    Genangi dengan cat Neisser C selama 3 menit.
d)   Buang larutan cat tanpa dicuci.
e)    Keringkan dengan menghisap cat menggunakan kertas saring.
f)    Biarkan dalam udara kamar dengan posisi miring sampai kering.
5.      Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan pembesan 100x

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV. 1 HASIL PENGAMATAN


 

KET:
1.badan bakteri hijau kebiruan
2. granula bakteri biru kehitaman

IV. 2 PEMBAHASAN
Bakteri golongan Diphterie, poolkarrelnya ungu kehitaman dengan badan bakteri berwarna coklat atau kekuningan biasanya ditemukan dengan berbagai susunan yang menyerupai huruf V, L atau Y
Hasil pengecatan Neisser hanya bersifat diagnosa sementara, untuk kepastian diagnosa dilakukan kultur dan tes virulensi baik secara invivo maupun invitro. Kultur Corynebacterium diphteriae. Spesimen ditanam pada media Loffler Serum, inkubasi 37°C selama 24 jam

Koloni pada media Loffler Serum dicat Nesser kemudian ditanam pada media CTBA inkubasi 37°C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dimurnikan pada Loffler Serum, inkubasi 37°C selama 24 jam. Lanjutkan penanaman Biokimia Reaksi untuk penentuan tipe (Gravis, Intermedius & Mitis).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.I KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x ditemukan bakteri bergranula pada sediaan yang diamati. Bakteri yang ditemukan berbentuk basil yang mempunyai granula pada ujungnya bahkan di kedua ujungnya. Badan sel bakteri berwarna orange / kuning dan granulanya berwarna biru.

V.2 SARAN
Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa yaitu:
1.      Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan  APD (Alat Pelindung Diri).
2.      Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan praktikum ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Suriawiria. 200 Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT. Garaemedia

Tryana, S.T. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan

Anonymous. 2008.http//.id Wikipedia. Org/wiki.pewarnaan, granula.

Anonymous: // makalh dan skripsi. Blogspot.com/2010/26 pewarnaan. Html pewarnann







0 komentar:

Posting Komentar