A.
DEFINISI
GLIKOGENOLISIS
Kata "Glikogenolisis" di jabarkan
menjadi Glikogen yaitu glikogen dan lisis yaitu pemecahan atau penguraian. Sehingga
Glikogenolisis merupakan proses pengubahan dari polisakarida yaitu glikogen menjadi
monosakarida yaitu glukosa.
monosakarida yaitu glukosa.
Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh
karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa
akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar
tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan aktivitas
dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi, pencernaan, sistem kerja
syaraf, dll. Tujuan dari glikogenolisis ini terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Di otot : proses ini digunakan untuk keperluan
menghasilkan energi
b.
Di
hati : proses ini dilakukan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah
pada saat jeda waktu makan.
Glikogenesis adalah proses pemecahan glikogen. Glikogen
adalah bentuk karbohidrat yang tersimpan dalam sel hewan. Glikogenolisis
terjadi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi energi yang dibutuhkan tubuh
sehinggah untuk mendapatkan energi tubuh mengambil alternatif lain yaitu dengan
menggunakan simpanan glikogen yang terdapat dalam hati atau otot.
Glikogenolisis merupakan reaksi hidrolisis glikogen
menjadi glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi merupakan proses
katabolisme cadangan sumber energi. Enzim utama yang berperan dalam
glikogenolisis ini adalah glikogen fosforilase. Proses glikogenolisis terkadang
menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit
diabetes. Glikogen dalam hati akan di glikogenolisis setelah 12-18 jam puasa.
Glikogen dalam otot hanya akan mengalami glikogenolisis setelah seseorang
melakukan olahraga yang berat dan lama.
Proses glikogenolisis yang terjadi secara terus- menerus akan dapat
menyebabkan kerusakan pada liver. Kerusakan pada fungsi liver akan menyebabkan
penyakit yang sebagian besar tidak dapat diobati dan berakhir dengan kematian.
Penyakit liver merupakan penyakit yang sering timbul pada
mereka yang pekerja keras tetapi tidak mempunyai sumber energi yang banyak.
Kekurangan sumber energi terjadi karena para pekerja yang work alkoholik itu terkadang
lupa makan tepat waktu sehingga kebutuhan tenaga untuk melakukan kerja sangat
banyak tetapi asupan energi kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Akhirnya
untuk dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut, tubuh terpaksa harus merubah
glikogen menjadi glukosa sehingga terjadilah peristiwa glikogenolisis.
Suatu proses hidrolisa glikogen
sel posporolitik di dalam saluran gastrointestinal (di sitosol). Proses ini
dikontrol oleh hormon, enzym, kation dan nukleotida. Pada otot skeletal ada 2
macam posporilase glikogen yaitu posporilase glikogen a (yang aktif) dan b
(yang non aktif). Posporilase glikogen b di otot dapat aktif bila konsentrasi
AMP tinggi.
Calsium yang berikatan dengan
calmodulin (disitosol) menyebabkan meningkatnya aktivitas perubahan posporilase
b ke a dan kondisi ini juga menyebabkan kontruksi otot. Jadi perombakan
glikogen dan proses kontraksi otot sangat berhubungan dengan kondisi
meningkatnya konsentrasi Ca.
Proses glikogenolisis di hati
sama dengan di otot, yang berbeda adalah hormon yang terlibat yaitu glucagon.
Di hati bila terjadi konsentrasi gula darah menurun, maka glucagon di produksi
tinggi di sel, maka glikogen hati akan di degradasi akibatnya glucosa darah
normal kembali.
B.
KAPAN
GLIKOGENOLISIS TERJADI
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang
melakukan aktivitas berat (latihan, olahraga, bekerja) yang berlebihan akan
menyebabkan turunnya kadar gula darah dalam darah menjadi 60 mg /100 ml darah
keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu hati untuk membebaskan glukosa
dari pemecahan glikogen yang disebut proses glikogenolisis. Glikogenolisis
dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin. Glukagon (glucagon) adalah
suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan
kadar glukosa darah. Sedangkan hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang
glukagon untuk bekerja
C.
PROSES
TERJADINYA GLIKOGENOLISIS
Pemecahan glikogen menjadi Glukosa 1 p
Ada tiga enzim yang menkatalisis ( hormon
glukaden -> C-AMP-enzim posporilase)
1. Glikogen
fosforilase : Glikogen (α 1,4 glikosidik) -> Glukosa 1-P
2. Transferase
: memindahkan 3 residu glukosa cabang lain lebih peka difosrilasi
3. Debranching
enzyme ( α 1,6 gilokosilase) ikatan α 1.6 glikosidik
Tahap pertama penguraian glikogen adalah
pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen,
reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen
fosforilase. Selanjutnya glukosa 1- fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh
enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase.
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan
glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan
glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus
fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP
dan fosfat.
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan
digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energy , yang energy
itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
Istilah yang berhubungan dengan
metabolisme penguraian glukosa Dibagi menjadi dua :
1. Fermentasi ( Respirasi Anaerob)
2. Respirasi Aerob
Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa
kimia glukosa tanpa oksigen melalui proses Glikolisis yang menghasilkan asam
Piruvat , namun tidak berlanjut dengan siklus krebs dan transport Elektron
karena suasana reaksi tanpa oksigen.
Asam Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen
menjadi Asam piruvat ( Fermentasi Asam Piruvat ) atau Asam Piruvat menjadi
Asetal dehide kemudian Alkohol dalam Fermentasi Alkohol
Fermentasi menghasilkan gas CO2. Dalam Fermentasi
Alkohol
Respirasi aerob adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila
sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi
dalam arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan
energi (dalam bentuk energy kimia, ATP)
D. DAMPAK GLIKOGENOLISIS
Penyakit
yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia (Kadar Gula Darah
Rendah). Hipoglikemia
adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL.
Sementara pada penderita diabetes (diabetes memiliki beberapa type, jadi
silahkan merujuk kepada jenis diabetes yang ada), kadar gula darahnya tersebut
berada pada tingkat terlalu tinggi dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula
darahnya berada pada tingkat terlalu rendah.
Hal
ini sangat membahayakan bagi tubuh, terutama otak dan sistem syaraf, yang
membutuhkan glukosa dalam darah yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam
kadar yang cukup. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi
puasa, atau 100-180 mg/dl pada kondisi setelah makan
Kadar
gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami
kelainan fungsi. Otak sebagai organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah
yang rendah, akan memberikan respon melalui sistem saraf, merangsang kelenjar
adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal ini akan selanjutnya
merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga.
Dan parahnya jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
Hipoglikemia
bisa disebabkan oleh:
1) Pelepasan insulin yang berlebihan
oleh pankreas
2) Dosis insulin atau obat lainnya
yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan
kadar gula darahnya
3) Kelainan pada kelenjar hipofisa
atau kelenjar adrenal
4) Kelainan pada penyimpanan
karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
Secara
umum, hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan
yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi
pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat. Hipoglikemia yang
tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:
1) Hipoglikemia karena puasa, dimana
hipoglikemia terjadi setelah berpuasa
2) Hipoglikemia reaktif, dimana
hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.
HIPOGLIKEMIA PENDERITA DIABETES
Hipoglikemia
paling sering terjadi disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea)
yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
Jika dosis obat ini lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa
bereaksi menurunkan kadar gula darah terlalu banyak.
Penderita
diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi
karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan
kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua
hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah
yang rendah.
HIPOGLIKEMIA KARENA PENGGUNAAN OBAT
OBATAN LAINNYA
Pentamidin
yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan
hipoglikemia. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang
secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk
dirinya.
HIPOGLIKEMIA YANG TIDAK BERHUBUNGAN
DENGAN OBAT OBATAN
Pemakaian
alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor. Olah raga berat
dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.
Puasa
yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia, hanya jika terdapat penyakit lain
(terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi
sejumlah besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara
perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang cukup.
Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa
menyebabkan hipoglikemia. Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem
enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam
makannya.
HIPOGLIKEMIA REAKTIF
Seseorang
yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara
jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia
reaktif). Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga
merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi
menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.
Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.
Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.
Jenis
hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan
makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin.
Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin
merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas. Akibatnya terjadi
kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung
zat-zat tersebut.
Hipoglikemia
reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur
dengan gula (misalnya gin dan tonik). Pembentukan insulin yang berlebihan juga
bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil
insulin di pankreas (insulinoma). Kadang tumor diluar pankreas yang
menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan
hipoglikemia.
Penyebab
lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang
menyerang insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena
pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut.
Hal
ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes. Hipoglikemia
juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan
gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat.
Penyakit
hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa
menyebabkan hipoglikemia.
MEKANISME HIPOGLIKEMIA
Mekanisme
respon hipoglikemia, pada awalnya, tubuh secara otomatis memberikan respon
terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepaskan epinefrin (adrenalin)
dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin akan merangsang
pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang
menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan,
jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar).
Hipoglikemia
yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan
pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak
mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang
berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
Gejala
yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara
perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang
memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral.
Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi.
Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi.
Pada
mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama
serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Maka dari itu diagnosis hipoglikemia baru bisa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana.
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Maka dari itu diagnosis hipoglikemia baru bisa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana.
Jika
dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor
penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah selama
berpuasa (kadang sampai 72 jam).
Pemeriksaan
CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi
tumor.
GEJALA HIPOGLIKEMIA
Gejala
hipoglikemia memang tidak mudah dikenali karena hampir sama dengan gejala
penyakit lain, seperti diabetes dan kekurangan darah (anemia). Gejala-gejala
hipoglikemia antara lain gelisah, gemetar, banyak berkeringat, lapar, pucat,
sering menguap karena merasa ngantuk, lemas, sakit kepala, jantung
berdeba-debar, rasa kesemutan pada lidah, jari-jari tangan dan bibir,
penglihatan kabur atau ganda serta tidak dapat berkonsentrasi.
Hipoglikemia
dapat menyebabkan penderita mendadak pingsan dan harus segera dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan suntikan serta infus glukosa. Jika dibiarkan terlalu
lama, penderita akan kejang-kejang dan kesadaran menurun. Apabila terlambat
mendapatkan pertolongan dapat mengakibatkan kematian.
Hipoglikemia
berbahaya dibandingkan kelebihan kadar gula darah (hiperglikemia) karena kadar
gula darah yang terlalu rendah selama lebih dari enam jam dapat menyebabkan
kerusakan tak terpulihkan (irreversible) pada jaringan otak dan saraf.
Tidak jarang hal ini menyebabkan kemunduran kemampuan otak.
PRINSIP PENGOBATAN
Prinsip
dari pengobatan hipoglikemia adalah menaikan kembali kadar gula darah yang
rendah itu sehingga mencapai kadar normalnya. Makanya gejala hipoglikemia ini
dapat menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula
(dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau
segelas susu. Namun untuk seseorang yang sering mengalami hipoglikemia
(terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena
efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik
penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan
makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau
biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin
untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena
untuk mencegah kerusakan otak yang serius.
Seseorang
yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu
membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau
pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit.
Jika
hipoglikemia yang terjadi itu akibat adanya tumor penghasil insulin, maka cara
penyembuhannya adalah harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan,
biasanya diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya
diazoksid). Untuk seseorang yang sering mengalami hipoglikemia, tapi bukan
penderita diabetes, dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan
dalam porsi kecil.
KESADARAN MENGONTROL GULA DARAH
Hipoglikemia
memang kurang di sadari oleh masyarakat luas yang lebih mengenal
penyakit diabetes sebagai akibat tingginya kadar gula darah (hiperglikemia).
Padahal, hipoglikemia menjadi akibat yang paling sering terjadi jika penderita
diabetes tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diet rendah gula
yang benar, kadar gula darah yang dibutuhkan oleh tubuh haruslah seimbang tidak
terlalu tinggi atau rendah. Cara yang paling mudah untuk mengetahui kadar
gula darah dalam tubuh dengan cara mengecek kadar gula secara rutin.
Untuk
menjaga agar kadar gula selalu normal, perhatikan pola makan, olah raga
ringan secara teratur untuk membantu pembakaran glukosa menjadi energi
dan merangsang produksi insulin, hindarkan stress atau gangguan emosional
lainnya dan disiplin minum obat sesuai anjuran dokter. Bagi yang jelas terkena
hipoglikemia dapat menaikkan kembali kadar gula darahnya dengan mengonsumsi
gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa), jus buah, air gula, atau
segelas susu. Atau bisa juga mengkonsumsi HD Clover Honey. Madu ini mengandung
fruktosa dan glukosa alami yang mudah diubah menjadi energi oleh tubuh.
Kandungan fruktosanya bisa menjadi sumber energi dan aman bagi penderita
diabetes sehingga tetap dapat diet tanpa terkena resiko hipoglikemia.
KESIMPULAN
Glikogenolisis merupakan reaksi hidrolisis
glikogen menjadi glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi merupakan
proses katabolisme cadangan sumber energi. Proses glikogenolisis ini terjadi
dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan
kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh.
Aktivitas dari luar tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll.
Sedangkan aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi,
pencernaan, sistem kerja syaraf, dll.
Penyakit yang ditimbulkan akibat glikogenolisis adalah Hipoglikemia
(Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula
darah hingga dibawah 60 mg/dl.
Hal
ini sangat membahayakan bagi tubuh, terutama otak dan sistem syaraf, yang
membutuhkan glukosa dalam darah yang berasal dari makanan berkarbohidrat dalam
kadar yang cukup. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi
puasa, atau 100-180 mg/dl pada kondisi setelah makan