CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 31 Mei 2013

PEWARNAAN BTA ZIEHL NEELSON

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 1



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalam Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia. Percobaan tentang transmisi penyakit TBC pertama kali dilakukan oleh Klencke pada tahun 1843. Klencke memproduksi TBC di dalam tubuh kelinci dengan inokulasi jaringan TBC secara intravena. Infeksi oleh kuman TBC juga dibuktikan oleh Villemin pada tahun 1865 dengan cara memproduksi penyakit ini pada kelinci dengan inokulasi jaringan TBC tipe human dan bovine. Dia yang pertama kali mendemonstrasikan perbedaan resistensi kelinci terhadap organisme tipe human dan bovine. Villemin menyimpulkan bahwa TBC adalah penyakit spesifik,  TBC disebabkan oleh agen inocilable, penyakit ini dapat menular dari manusia ke kelinci, TBC adalah penyakit yang mematikan. Robert Koch merupakan penemu Mycobacterium tuberculosis pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA)  (Pelczar dan Chan, 1988).
Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan juga memberikan efek terhadap susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem sirkulasi, sistem urogenital, tulang, tulang sendi, dan kulit. Penyakit ini diketahui dapat menyerang semua bangsa burung, mamalia, primata, termasuk manusia. Selain Mycobacterium tuberculosis (tipe human), dikenal juga spesies Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium avium. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium jarang terjadi pada orangutan. Hanya terdapat sekitar 10% laporan kasus TBC pada primata yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis. TBC tipe Human yang paling banyak ditemukan pada primata dan manusia (Sari 2004).
Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita TBC. Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna merah. Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan kera. Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom. Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
a.       Sputum sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.
b.      Sputum pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur
c.       Sputum sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.
Sputum yang telah diperoleh dapat disimpan dalam lemari es selama satu minggu. Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.


1.2  MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa:
a.       Mengetahui tekhnik pewarnaan BTA metode Ziehl-Neelsen
b.      Mengetahui bentuk-bentuk (morfologi) dan sifat BTA

TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah
a.       Membuat sediaan untuk pewarnaan BTA
b.      Melakukan pengecetan/pewarnaan BTA
c.       Mengedentifikasi bentuk-bentuk (morfologi) dan sifat BTA pada preparat yang telah dibuat.


BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. Biasanya dipakai untuk mewarnai golongan Mycobacterium (M. tuberculosis dan M. leprae) dan Actinomyces. Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadap pewarnaan tahan asam.
Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis. Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan asam dan tidak tahan asam.
Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam.
Bahan pemeriksaan TB biasanya berupa sputum yang diambil dari pasien tersangka KP (Koch pulmonum), tetapi dapat pula diambil dari lokasi lain seperti cairan otak (Liquor Cerebro Spinalis), getah lambung, urine, ulkus, dll.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

BAB III
ALAT BAHAN DAN METODE KERJA
III.1 ALAT
o Mikroskop
o Ose/lidi
o Lampu spritus
o Objek gelas
III.2 BAHAN
o Carbol Fuchsin
o Alkohol 70%
o methylen blue 0,3%
o Minyak Immersi

 
III.3 SAMPEL
Sputum/dahak
III.4 METODE KERJA
1.      Pakailah APD
2.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3.      ambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan.
4.      Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola.
5.      Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
6.      Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai ke pangkal.
7.      Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan.
8.      Sputum diratakan
9.      Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose.
10.  Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai pijar.
11.  Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api. Fiksasi dengan cara sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik.
12.  Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.
13.  Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan.
14.  Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap (jangan sampai mendidih) selama 3 menit.
15.  Sediaan dibiarkan hingga dingin selama 5 menit.
16.  Sediaan dicuci dengan air mengalir.
17.  Tuangkan asam alkohol 70% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin hilang.
18.  Sediaan dicuci dengann air mengalir
19.  Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
20.  Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringkan pada suhu kamar.
21.  Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.

Tambahan:
Cara pemeriksaan BTA dari sputum dengan oil imersi
1)      Teteskan oil imersi pada sediaan  sputum lihat pada pembesaran lensa objektif 100x carilah BTA yang berbentuk batang warna merah.
2)      Periksa dengan cara mengeser dan membentuk zig zag dari atas kebawah kemudian ulangi dengan berlawanan arah.
Pembacaan BTA sputum menggunakan skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases)
1.      Tidak ditemukan BTA dalam 100 lp, disebut negatif
2.      Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lp, ditulis jumlah kuman yang ditemukan
3.      Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lp, disebut + atau (1+)
4.      Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lp, disebut ++ atau (2+)
5.      Ditemukan >10 BTA dlam 1 lp, disebut +++ atau (3+)


   BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHSAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN 




                                                                                       
keterangan :  ditemukan BTA berwarna merah berbentuk basil

IV.2 PEMBAHASAN

Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan ciri khas bagi suatu spesies.

Untuk menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus. Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.

Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri tahan asam juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).

Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).

Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.

 
BAB V
KESIMPULAN
V.1 KESIMPULAN
Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basil-basil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Ini merupakan ciri khas bagi suatu spesies. Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna.

V.2 SARAN
Pengujian tentang Mycobacterium tuberculosis lebih lanjut diharapkan bisa dilakukan dengan metode molekuler dengan teknik PCR yang dapat digunakan secara luas baik di negara maju maupun di negara berkembang karena M. tuberculosis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi paru-paru tuberkulosis yang menjadi perhatian bagi dunia kesehatan. Pada waktu praktikum, asisten seharusnya memberi kesempatan yang sama untuk semua praktikan agar dapat menguasai praktikum dengan sama baiknya.


DAFTAR PUSTAKA
http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 23.50 WITA
http://mediblock.blogspot.com/2012/10/pratktikum-mikrobiologi-1-pewarnaan.html diakses pada tanggal 27 April 2013 pukul 23.52 WITA
Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. [25 Oktober 2012]
anonim. (2012). pewarnaan bakteri tahan asam. [online]. tersedia : http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html. [ 15 januari 2013].